Sabtu, 28 November 2015

Ayat dan Hadist Etos Kerja



ETOS USAHA DAN ETOS KERJA
$ygƒr'¯»tƒtûïÏ%©!$#(#þqãZtB#uä(#qà)ÏÿRr&`ÏBÏM»t6ÍhŠsÛ$tBóOçFö;|¡Ÿ2!$£JÏBur$oYô_t÷zr&Nä3s9z`ÏiBÇÚöF{$#(Ÿwur(#qßJ£Jus?y]ŠÎ7yø9$#çm÷ZÏBtbqà)ÏÿYè?NçGó¡s9urÏmƒÉÏ{$t«Î/HwÎ)br&(#qàÒÏJøóè?ÏmÏù4(#þqßJn=ôã$#ur¨br&©!$#;ÓÍ_xîîŠÏJymÇËÏÐÈ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.( Qs. Al-Baqarah : 267 )
(#qà)ÏÿRr&         : nafkah
OçFö;|¡Ÿ2     : hasil usahamu
Pada ayat diatas dijelaskan bahwa yang dinafkahkan itu adalah dari hasil usaha kamu dan dari apa yang kami, yakni Allah swt keluarkan dari bumi.
Tentu saja hasil usaha manusia bermacam-macam, bahkan dari hari ke hari dapat muncul usaha-usaha baru yang belum dikenal sebelumnya seperti usaha jasa dengan keanekaragamannya. Demikian juga yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu,yakni hasil pertanian. Kalau memahami perintah ayat ini dalam arti perintah wajib, maka semua hasil usaha apapun wajib di zakati, termasuk gaji yang diperoleh seorang pegawai, jika gajinya telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam konteks zakat. Demikian juga dengan hasil pertanian,baik yang telah dikenal pada masa nabi saw, atau yang tidak dikenal di tempat turunnya ayat ini. Hasil pertanian seperti cengkih, lada, buah-buahan, dan lain-lain, semua dicakup oleh makna kalimat yang kami keluarkan dari bumi.
Kewajiban berusaha (iktisab)
Tidak ada suatu agama pun yang mewajibkan bekerja sebagaiman halnya Islam mewajibkan kepada semua pengikutnya.Islam tidak mengajrkan kaumnya menjauhkan diri dari pencaharian penghidupan dan hidup hanya dari pemberian orang. Tidak ada dalam masyarakat islam, orang-orang yang sifatnya non-produktif dan hidup secara parasit yang menyandarkan nasibnya kepada orang lain.
Teori peuparisme tidak mungkin tumbuh dalam ajaran agama islam. Memang ada ajaran zuhud dalam islam yang diartikan oleh kaum tasawuf gadungan yaitu jijik pada dunia dan segala harta bendanya, dan mengatakan bahwa dunia adalah bangkai dan siapayang menyukainya seperti anjing yang memakan bangkai. Interpretasi ini telah menyesatkan kaum muslimin selama berabad-abad lamanya di zaman colonial,dan memberi senjata yang tajam di tangan kaum imperalis untuk menidurkan umat islam dan mengorek kekayaan tanah air kita untuk diangkut ke negeri Eropa.
Padahal ajaran zuhud berarti mensucikan diri dari nafsu harta dan kebendaan, tanpa mengurangi aktivitas dalam perjuangan mencari penghidupan. Struggle for life (berjuangbuntuk hidup) haruslah tertanam dalam jiwa tiap-tiap muslimin,seperti juga beramal untuk akhirat.  Sebagaimana sabda rasulullah saw :

Artinya ; berusahalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya, dan beramalah untuk akhirat mu seolah-olah kamu akan mati besok pagi.
Selain ayat diatas (QS. Al-Baqarah ayat 267) Allah juga memerintahkan kepada manusia untuk usaha dan bekerja dalam surat Al-mulk ayat 15,yang berbunyi :
uqèdÏ%©!$#Ÿ@yèy_ãNä3s9uÚöF{$#Zwqä9sŒ(#qà±øB$$sùÎû$pkÈ:Ï.$uZtB(#qè=ä.ur`ÏB¾ÏmÏ%øÍh(Ïmøs9Î)urâqà±Y9$#ÇÊÎÈ
Artinya :
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya.dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Dalam ayat tersebut dengan jelas meminta kepada manusia yang beriman untuk mengembara ke tempat yang jauh untuk memperbaiki taraf ekonomi mereka dan seterusnya membawa kemakmuran kepada Negara. Prinsip inilah yang mendasari kehidupan sahabat Rasulullah saw, sayiddina Umar ra khalifah ke-2,selalu menularkan kepadapengikutnya. Apabila beliau mengantar tentara-tentara islam untuk memerangi orang Parsi, beliau berkata :
Wahai orang muslimin, kamu mengetahuisatu-satunya sumber kehidupan di hijar ialah dengan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mencari padang rumput. Disinilah tiada sumber kehidupan yang lain.
Jarir bin Abdullah Bajali, seorang sahabat rasulullah saw merupakan panutan bagi kaumnya, dia ingin menetap di syiria bersama-sama kaumnya. Umar ra yang mengetahui bumi Irak lebih subur dari syiria menasehatimereka “kamu tidak perlu ke Syiria, pergilah ke Irak tinggalkan negeri yang telah dikurangkan kemakmurannya oleh Allah.Pergilah memperjuangkan Negara yang memiliki semua sumber kehidupan. Aku yakin bahwa Allah akan memberi kamu juga, kamu akan mendapat faedah daripada sumber kehidupan tersebut.
Seperti sabda rasulullah saw :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: التَّاجِرُ الأَمِيْنُ الصَّدُوْقُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ والشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ. {رواه الترمذى}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya (kelak akan dikumpulkan) bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada.” (HR. Tirmidzi).

Dalam Qs. Al-Jumu’ah ayat 9-11 Allah berfirman :
$pkšr'¯»tƒtsûïÏ%©!$#(#þqãZtB#uä#sŒÎ)šÏŠqçRÍo4qn=¢Á=Ï9`ÏBÏQöqtƒÏpyèßJàfø9$#(#öqyèó$$sù4n<Î)̍ø.ÏŒ«!$#(#râsŒuryìøt7ø9$#4öNä3Ï9ºsŒ×ŽöyzöNä3©9bÎ)óOçGYä.tbqßJn=÷ès?ÇÒÈ#sŒÎ*sùÏMuŠÅÒè%äo4qn=¢Á9$#(#rãÏ±tFR$$sùÎûÇÚöF{$#(#qäótGö/$#ur`ÏBÈ@ôÒsù«!$#(#rãä.øŒ$#ur©!$##ZŽÏWx.ö/ä3¯=yè©9tbqßsÎ=øÿè?ÇÊÉÈ#sŒÎ)ur(#÷rr&u¸ot»pgÏB÷rr&#·qølm;(#þqÒxÿR$#$pköŽs9Î)x8qä.ts?ur$VJͬ!$s%4ö@è%$tByZÏã«!$#׎öyzz`ÏiBÈqôg¯=9$#z`ÏBurÍot»yfÏnF9$#4ª!$#urçŽöyztûüÏ%꧍9$#ÇÊÊÈ
Artinya :
9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
11. dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki.
Ayat diatas menyatakan, “ hai orang-orang yang beriman, apabila diseru yakni dikumandangkan adzan oleh siapapun untuk shalat pada dzuhur hariJum’at, maka bersegeralah kuatkan tekad danlangkah jangan bermalas-malas apalagi mengabaikannya, untuk menuju dzikrullah menghadiri shalat dan khutbah jumat. Dan tinggalkanlah jual beli yakni segala macam interaksi dalam bentuk dan kepentingan apapun bahkan semua yang dapat mengurangi perhatian terhadap shalat jum’at.Demikian itulah yakni menghadiri acara jumat, yang baik buat kamu, jika kamu mengetahui kebaikannya pastilah kamu mengindahkan perintah ini.
Lalu apabila telah ditunaikan shalat, maka jika kamu mau, maka bertebaranlah di muka bumi untuk tujuan apapun yang dibenarkan allah dan carilah dengan bersungguh-sungguh sebagian dari karunia allah karenakarunia allah sngat banyak dan tidak mungkin kamu dapat mengambil seluruhnya, dan ingatlah allah banyak-banyak jangan sampai kesungguhan kamu mencari karunia itu melengahkan kamu. Berdzikirlah dari saat ke saat dan setiap tempat dengan hati atau berama lidah kamu supaya kamu beruntung memperoleh apa yang kamu dambakan.



لَاْنْ يَاْخُذَأَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأ تِيَ بِحُزْمَةِ اْلحَطَبِ عَلَىَ ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَكَفَّ اللهُ بِهَا وَخْهَهُ  خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْمَنَعُوهُ
Artinya “ Kalau kalian mau mengambil seutas tali kemudian menggunakannya untuk mengikat kayu bakar, menggendongnya di atas punggungnya kemudian menjualnya agar Allah menyelamatkan kehormatan dirinya adalah lebih baik dari pada dia meminta-minta kepada orang lain, yang ada kalanya dia diberi atau tidak”.(HR. Bukhari-Muslim).
عن أبي عبد الله الزبير بن العوام رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لأن يأخذ أحدكم أحبله ثم يأتي الجبل، فيأتي بحزمةٍ من حطبٍ على ظهره فيبيعها، فيكف الله بها وجهه، خيرٌ له من أن يسأل الناس،أعطوه أو منعوه. رواه البخاري.
Dari Abu Abdillah yaitu az-Zubair bin al-Awwam r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Niscayalah jikalau seseorang dari engkau semua itu mengambil tali-talinya – untuk mengikat – lalu ia datang di gunung, kemudian ia datang kembali – di negerinya – dengan membawa sebongkokan kayu bakar di atas punggungnya, lalu menjualnya,kemudian dengan cara sedemikian itu Allah menahan wajahnya – yakni dicukupi kebutuhannya, maka hal yang semacam itu adalah lebih baik baginya daripada meminta-minta sesuatu pada orang-orang, baik mereka itu suka memberinya atau menolaknya.” (Riwayat Bukhari)


 




Catatan :
Jika huruf arabnya gak kebaca coba download Quran In Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar