A. Isim Nakiroh dan
Isim Ma’rifat
Dalam
bahasa arab, ada istilah isim nakiroh dan isim ma’rifat istilah baru yang tidak
ada padanannya dalam Bahasa Indonesia. Jadi, istilah ini sesuatu yang ‘baru’
bagi kita yang baru belajar bahasa arab.
1.
Isim
nakiroh (نكرة اسم)
كُتُبٌ, مُعْجَمٌ :
مِثْل مُعَيَّنًا لَيْسَ
شَيْءٍ عَلَى يَدُلُّ اسمٌ
Isim yang menunjukkan
sesuatu yang tidak tertentu atau belum tertentu. Misal:
كُتُبٌ, مُعْجَمٌ
Isim nakiroh juga dikenal sebagai isim yang
dapat dimasuki alif-lam (ال) di awalnya dan menyebabkan dia menjadi ma’rifat. Jika dia
tidak menjadi ma’rifat ketika dimasuki alif-lam maka ia bukan isim nakiroh.
Contoh
:
كِتَابًا شْتَرِي أن أُرِيْدُ
(aku ingin membeli kamus)
Kata
‘kamus‘ disini adalah isim nakiroh, yaitu belum tertentu, belum tahu kamus yang
mana. Masih ‘kamus’ secara umum.
تَدْرُسُ؟ أيِّكُلِّيَّةٍ فِي
(Di
jurusan mana kamu belajar)
Kata
‘jurusan‘ disini adalah isim nakiroh, belum tertentu, belum tahu jurusannya
apa.
Isim
yang nakiroh umumnya ditandai dengan Tanwin. Baik fathatain, kasrotain, maupun
dhommatain. Tetapi tidak semua yang bertanwin itu Isim Nakiroh.
2.
Isim
Ma’rifat (معرفة )
مُعَيَّنٍ شَيْءٍ عَلَى يَدُلُّ
اسمٌ
Isim yang menunjukkan sesuatu yang sudah sudah
tertentu. Isim ma’rifat bersifat khusus. Isim Ma’rifat memiliki
tingkatan tingkatan diantaranya yaitu:
a. ‘Alam
(علم)
atau nama yang mencakup :
1)
Nama lengkap ( يمٌكر اسمٌ ), Misalnya:
(‘Aliyun)
عَلِيٌ
(Sa’idun) سَعِيدٌ
Tanwin
disini bukan tanwin nakiroh. Dia sudah ma’rifat karena dia adalah ‘alam (nama).
(‘Umar)
عُمَرُ
Tidak
di tanwin karena dia termasuk
ismulladdzi laa yanshorif
(رف ينص
لا الذي اسم) isim
isim yang tidak boleh di tanwin.
2)
Kunyah (كُنْيَةٌ), Misalnya:
(Ummu Muaa’dz) معَاذ أمُّ
3)
Gelar (لَقَبٌ), Misalnya:
(Al Faruuq) الفَروق
b. ‘Dhomir
(الضمير)
atau Kata ganti. Misalnya هو (dia
– laki laki), هي (dia – perempuan) ini sudah termasuk
‘tertentu’
c. Isim
Isyaaroh (الإشارة اسم) atau kata tunjuk.
Misalnya هَذَا (ini),
ذلك (itu)
d. Isim
Maushuul (الموصول الإسم) atau kata hubung.
Misalnya لذيا (yang)
e.
Ma’rifat dengan Alif-lam (
ال – بـــ المعرَّف)
Atau isim isim yang menjadi ma’rifat dengan sebab alif-lam.
Misal:
المَعْهَد إلَى أَذْهَبُ
(Saya pergi ke ma’had)
Ma’had
disini ma’rifat karena sudah tertentu. Sudah jelas ma’had yang mana walaupun tidak
disebut Ma’had apa.
f.
Mudhof kepada
salah satu isim ma’rifat yang telah disebutkan di atas
Misal:
دَفْتَرُكَ
Dari
isim nakiroh دَفْتَرٌ dan isim ma’rifat berupa dhomir كَ Jadilah
dia ma’rifat karena bersandar kepada salam satu isim ma’rifat yang telah
disebutkan diatas. Misalnya lagi دَفْتَرُعلي dan فْتَرُهذادَ
g. Munaada
al-Maqsuud (المقصود المنادى) atau panggilan yang sudah tertentu.
Misal:
!أستاذُ يَا
(Yaa
Ustadz!)
Maksudnya
sudah tertentu adalah, orang yang dimaksud itu sudah ada.
Inilah isim isim
ma’rifat yang tertentu. Isim isim ini memiliki tingkat ke-ma’rifat-an.
Berdasarkan urutannya, isim paling ma’rifat adalah dhomir dan selanjutnya.
Namun ada ulama nahwu yang berpendapat bahwa Isim yang paling ma’rifat adalah
Allah karena seluruh makhluq pada fitrahnya mengenali siapa penciptanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar