Sabtu, 28 November 2015

Isim Nakiroh dan Isim Ma'rifat


 
      A. Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat
Dalam bahasa arab, ada istilah isim nakiroh dan isim ma’rifat istilah baru yang tidak ada padanannya dalam Bahasa Indonesia. Jadi, istilah ini sesuatu yang ‘baru’ bagi kita yang baru belajar bahasa arab.
1.      Isim nakiroh (نكرة اسم)
كُتُبٌ, مُعْجَمٌ : مِثْل مُعَيَّنًا لَيْسَ شَيْءٍ عَلَى يَدُلُّ اسمٌ
Isim yang menunjukkan sesuatu yang tidak tertentu atau belum tertentu. Misal:
كُتُبٌ, مُعْجَمٌ
 Isim nakiroh juga dikenal sebagai isim yang dapat dimasuki alif-lam (ال) di awalnya dan menyebabkan dia menjadi ma’rifat. Jika dia tidak menjadi ma’rifat ketika dimasuki alif-lam maka ia bukan isim nakiroh.
Contoh :
كِتَابًا شْتَرِي أن أُرِيْدُ
 (aku ingin membeli kamus)
Kata ‘kamus‘ disini adalah isim nakiroh, yaitu belum tertentu, belum tahu kamus yang mana. Masih ‘kamus’ secara umum.
تَدْرُسُ؟ أيِّكُلِّيَّةٍ فِي
(Di jurusan mana kamu belajar)
Kata ‘jurusan‘ disini adalah isim nakiroh, belum tertentu, belum tahu jurusannya apa.
Isim yang nakiroh umumnya ditandai dengan Tanwin. Baik fathatain, kasrotain, maupun dhommatain. Tetapi tidak semua yang bertanwin itu Isim Nakiroh.
2.      Isim Ma’rifat (معرفة )

مُعَيَّنٍ شَيْءٍ عَلَى يَدُلُّ اسمٌ
 Isim yang menunjukkan sesuatu yang sudah sudah tertentu. Isim ma’rifat bersifat khusus. Isim Ma’rifat memiliki tingkatan tingkatan diantaranya yaitu:
a.       ‘Alam (علم) atau nama yang mencakup :
1)    Nama lengkap ( يمٌكر اسمٌ ), Misalnya:
(‘Aliyun)  عَلِيٌ
(Sa’idun)  سَعِيدٌ
Tanwin disini bukan tanwin nakiroh. Dia sudah ma’rifat karena dia adalah ‘alam (nama).
(‘Umar)  عُمَرُ
Tidak di tanwin karena  dia termasuk ismulladdzi laa yanshorif
 (رف ينص لا الذي اسم)  isim isim yang tidak boleh di tanwin.
2)    Kunyah (كُنْيَةٌ), Misalnya:
(Ummu Muaa’dz) معَاذ أمُّ

3)         Gelar  (لَقَبٌ), Misalnya:
 (Al Faruuq) الفَروق
b.      ‘Dhomir (الضمير) atau Kata ganti. Misalnya هو (dia – laki laki), هي (dia – perempuan) ini sudah termasuk ‘tertentu’
c.       Isim Isyaaroh (الإشارة اسم) atau kata tunjuk. Misalnya  هَذَا (ini), ذلك (itu)
d.      Isim Maushuul (الموصول الإسم) atau kata hubung. Misalnya لذيا (yang)
e.       Ma’rifat dengan Alif-lam ( البـــ المعرَّف) Atau isim isim yang menjadi ma’rifat dengan sebab alif-lam.
Misal:
 المَعْهَد إلَى أَذْهَبُ
(Saya pergi ke ma’had)
Ma’had disini ma’rifat karena sudah tertentu. Sudah jelas ma’had yang mana walaupun tidak disebut Ma’had apa.
f.        Mudhof kepada salah satu isim ma’rifat yang telah disebutkan di atas
Misal:   
دَفْتَرُكَ  
Dari isim nakiroh  دَفْتَرٌ dan isim ma’rifat berupa dhomir كَ Jadilah dia ma’rifat karena bersandar kepada salam satu isim ma’rifat yang telah disebutkan diatas. Misalnya lagi دَفْتَرُعلي  dan فْتَرُهذادَ
g.      Munaada al-Maqsuud (المقصود المنادى) atau panggilan yang sudah tertentu.
 Misal:
 !أستاذُ يَا
(Yaa Ustadz!)
Maksudnya sudah tertentu adalah, orang yang dimaksud itu sudah ada.
Inilah isim isim ma’rifat yang tertentu. Isim isim ini memiliki tingkat ke-ma’rifat-an. Berdasarkan urutannya, isim paling ma’rifat adalah dhomir dan selanjutnya. Namun ada ulama nahwu yang berpendapat bahwa Isim yang paling ma’rifat adalah Allah karena seluruh makhluq pada fitrahnya mengenali siapa penciptanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar